"Jika kau anggap mendapatkanmu hanyalah soal siapa yang tercepat, maka lebih baik aku mengalah. Karena pemenangnya berarti mengganggapmu hanya sebagai piala."
"Aku ingin kamu bahagia. Tentu saja bahagia bersamaku."
"Kau tertawa bersamaku, namun kau juga tersenyum bersamanya. lalu kemudian.. haruskah aku yang menangis sendirian?!."
"Jika esok tak kau temukan lagi diriku, akankah dirimu menyesal karena belum sempat mencintaiku dengan baik?."
"Andai kehidupan berikutnya benar benar ada, mungkin Tuhan memberi kesempatan dirimu untuk menjadi aku. Agar kau mengerti apa yang kini kurasakan."
"Terkadang walau sulit aku tetap ingin berjalan, hanya untuk selalu bisa ada bersama langkahmu."
"hatiku terbagi dua.. separuh untuk jatuh dan separuh untuk patah..jika pada akhirnya aku terluka, aku masih punya separuh untuk tetap jatuh cinta."
---- 14 November 2012 ----
leutik
Nov 15, 2012
Sep 15, 2012
Serial Petualangan Keluarga Kijang Merah (PART 1)
“Bencana dan awal dari sebuah Legenda”
Aku punya kisah yang kudengar dari pohon beringin tua pada
sebuah taman kecil di sudut kota. Tempat mungil itu jauh dari kebisingan dan
kesibukan orang-orang berlalu lalang. Aku sedang duduk diayunan ketika aku
mendengar desau lirih dan suara gemeretak.
Mulanya aku pikir suara itu berasal dari seorang ibu yang sedang
mengeluhkan kenakalan anak-anaknya yang bermain di ujung taman. Aku hampir
mengacuhkan segalanya jika aku tidak melihat ranting pohon beringin tua bergerak-gerak
meskipun tak ada angin hebat waktu itu.
"Mendekatlah kemari", ucap si pohon beringin tua bagai bergumam.
Peganganku pada ayunan nyaris terlepas. Matahari kini tepat berada di ujung langit menunggu tenggelam, dan senja mewarnai langit dengan warna jingga kemerahan. Aku masih berpikir dan tak bergerak, kukira itu hanya suara gesekan ranting.
Peganganku pada ayunan nyaris terlepas. Matahari kini tepat berada di ujung langit menunggu tenggelam, dan senja mewarnai langit dengan warna jingga kemerahan. Aku masih berpikir dan tak bergerak, kukira itu hanya suara gesekan ranting.
"Mendekatlah", tutur si Pohon Beringin Tua ngotot. Suaranya
lirih dan berat. "Jangan membelalak ke kiri dan kanan. Kamu terlihat bodoh".
Main di ayunan tak lagi mengasyikan sore itu. Aku berjalan
mendekati pohon beringin tua, kemudian merapatkan telingaku ke batangnya yang
paling besar, karena dari sanalah suara itu berasal. Lantas aku mendengar
sepenggal dongeng yang kisahnya lebih manis daripada apel merah yang telah
ranum.
Keluarga Kijang Merah, kumpulan kijang yang menerangi seisi hutan.
Sampai langit temaram, aku mendengar cerita si pohon
beringin tua. Kisah ini kutulis ulang untuk kuceritakan padamu...
& & &
Alkisah, semua bermula ketika hutan
bernama Tropicallista mengalami kemarau yang amat panjang, menggugurkan
daun dan ranting-ranting pohon, mengeringkan sungai dan kolam-kolam air,
membuat seluruh penghuni hutan kehausan dan kelaparan.
Pohon pohon menjadi kering, daunnya meranggas dan mati perlahan,
binatang-binatang tak berdaya, berjalan lemas mencari sumber air dan makanan, tak sedikit
yang kemudian mati.
Pada saat semua mulai putus asa, munculah kura-kura tua penghuni sungai yang
bijaksana. Ia berkata bahwa satu-satunya jalan keluar untuk
menyelamatkan Hutan Tropicallisa dari bencana kekeringan adalah dengan
mencari sumber air abadi yang terletak di gunung maracabaya. Gunung maracabaya
adalah gunung yang setiap hari terihat gagah menjulang di sebelah selatan
hutan. Gunung yang penuh bahaya yang bahkan katanya hampir tak ada yang mampu
mencapai puncaknya karena jalan yang harus dilalui begitu sulit dan terjal.
Kabar dari kura-kura tua, menyebar ke seluruh isi hutan. Menjadi
perbincangan ramai diantara para penghuni hutan, namun mereka berfikir bahwa jalan keluar
itu sama saja seperti menjemput mati, mereka lebih berharap menunggu hujan dibandingkan
harus bersusah payah mencari sumber air abadi yang bahkan kebenarannya masih
diragukan.
Sementara itu, Di salah satu bagian hutan Tropicallista, terdapat sebuah
pohon beringin yang sangat besar dan di sana hiduplah sebuah keluarga kijang
merah, salah satu dari 5 keluarga kijang yang masih tersisa di hutan. Sebuah
keluarga dengan 6 ekor anak kijang yang salah satunya bernama Dindin dan fala. Merekalah
yang tersisa dari keluarga itu. Sementara ayah dan ibu mereka sakit keras dan
tak berdaya di bawah pohon beringin tua.
Mendengar desas desus sumber air abadi, Dindin berniat pergi
ke gunung maracabaya demi mendapatkan air untuk menyelamatkan ayah dan ibunya. Sumber
air yang berada di akar-akar beringin besar tidak akan cukup untuk waktu yang
lama, Dindin merasa waktunya tak banyak, maka menjelang pagi saat matahari
belum sepenuhnya bersinar ia memutuskan pergi ke gunung maracabaya. Sendirian, meninggalkan
ayah, ibu dan menitipkan mereka pada adik satu-satunya yang masih tersisa Fala.
Maka saat matahari timur bersinar menyinari seluruh hutan,
dimulailah perjalanan besar Dindin. Perjalanan yang akan mempertemukannya
dengan sahabat-sahabat yang luar biasa. Menjadi awal bagi sebuah legenda di
Hutan Tropicallista.
Di tempat lain 4 ekor kijang juga memulai perjalanan mereka,
4 kijang dari keluarga yang berbeda-beda dan bagian hutan yang berbeda pula. Mereka
mempunyai satu tujuan yang sama, mencari sumber air abadi demi menyelamatkan kelangsungan hidup Hutan Tropicallista.
&&&
Aku masih mendengarkan hingga bulan sudah menggantung di
langit,
tiba-tiba si pohon beringin tua kemudian menggumam, “Baiklah jika kau ingin tahu kisah ini lagi, datanglah besok sore seperti biasa. Akan aku ceritakan lagi lanjutan kisah legenda keluarga kijang merah untukmu.”
tiba-tiba si pohon beringin tua kemudian menggumam, “Baiklah jika kau ingin tahu kisah ini lagi, datanglah besok sore seperti biasa. Akan aku ceritakan lagi lanjutan kisah legenda keluarga kijang merah untukmu.”
Baiklah, aku langsung mengangguk saja padanya. Kemudian aku pergi dengan masih penasaran tentang kisah legenda keluarga kijang merah yang akan ku dengar esok sore.
(Bersambung…)
Sep 9, 2012
Gak cuma Kugy yang punya, kita juga punya..
Akhirnya
kesampean juga nonton perahu kertas.. disini saya tidak akan menilai dan
mereview film itu seperti apa.. karena dari awalpun saya tidak punya ekspektasi
apa-apa pada film ini.. takut kecewa.. soalnya saya sangat suka dengan versi
novelnya.. dan benar saja.. satu part dari novel itu yang paling saya ingat.. “Bulan,
Perjalanan, Kita” hilang begitu saja dalam film.. mungkin lebih dikerdilkan
kali ya adegannya.. adegan di keretanya sih ada.. tapi berbeda.. dan yang ini
bikin agak kecewa.. (padahal katanya gak punya ekspektasi apa-apa ama filmnya)
haha.. tetap saja.. agak kecewa..
Menonton
film atau membaca novel memang sering mengajarkan kita pada sesuatu yang kadang
kita lupa.. seperti seseorang yang sedang mengingatkan kita kembali pada
hal-hal penting di dunia ini.. dan malam ini saya diingatkan kembali tentang mimpi,
tentang harapan, tentang realitas, tentang takdir Tuhan yang terangkai dari
serentetan kebetulan yang terencana, tentang hidup yang berputar, tentang persahabatan,
tentang cinta.
Membuat sedikit
merenung kembali..
Malam ini
saya senang sekali.. bukan karena akhirnya kesampaian nonton film ini.. tapi
karena saya menonton bersama sahabat-sahabat terbaik.. meskipun gak lengkap
semua sih..
jika kugy,
keenan, eko dan noni punya pura-pura ninja.. saya punya “keluarga tanpa nama”..
kita tak
tahu kemana perahu kehidupan kita akan berlayar.. mungkin nanti sampai pada
samudera yang berbeda, tapi semoga kita akan selalu ingat untuk kembali pulang.. Ingat! ada satu dermaga yang harus kita kunjungi pada 2020 nanti dan semoga Tuhan memerintahkan anginnya agar perahu
kita bisa berkumpul kembali di sana.. lalu kita akan saling berbagi cerita tentang tempat tempat
indah yang telah kita arungi.. tentang pelajaran yang telah kita tempuh.. ah.. Love you All..
Source dari sini
Sep 7, 2012
kupu-kupu malam
Sudah jam 4 pagi dan saya ga bisa tidur, lalu kepikiran untuk bikin postingan blog saja. Tapi tiba-tiba malah bingung mau posting apaan.. haha.. karena nanggung udah nyalain laptop ama nyolokin modem, akhirnya menulis apa yang ada dalam fikiran saja...
Dan fikiranku saat ini..
Penuh dengan kupu-kupu..
Seseorang telah menaruhnya disana..
Source: beautyineverything.com
Aug 30, 2012
Lagunya dulu
Sekarang lagi ramai ramainya pada ngomongin film perahu kertas yang di angkat dari novelnya mba Dee..
ahh kepengen banget nonton tapi ga seru kalo sendiri.. mau ngajak temen pun ada yang mudik ada yang sibuk kerja juga.. ya sudahlah.. masih belum kesampaian..sebenernya pengen nonton film ini karena udah kesemsem banget ama novelnya itu.. daripada manyun mulu ga kesampaian nonton filmnya mending liat dan denger soundtrackna dulu.. dan tentu saja soundtracknya pun yang garap tetep dewi lestari.. dan saya selalu suka lirik lagu-lagunya..
check this one out...!! sambil ikutan nyanyi juga boleh...
kata temen saya sih markinyi.. mari kita nyanyi..Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya
Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri
Hidupkan lagi mimpi-mimpi
(cinta-cinta) cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua ku bisa percaya
Reff:
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada diantara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu…
Aug 25, 2012
Monster VS Super Hero
Tiinnn... tiiinn... bunyi klakson panjang... lampu motor udah ambil kanan siap belok..
tapi sang lelaki masih gak mau minggir, tetep santai di jalurnya yang berlawanan..
"Kambing..! gak liat lampu apa!"
Ups... itu adalah kata yang saya lontarkan pada si lelaki sotoy tadi..
dan sedetik kemudian kami pun saling bertatapan muka.. matanya yang sedikit kemerahan karena iritasi, kumisnya yang tipis, rambutnya yang mirip boyband (gak pake helm), dan bulu hidungnya yaaang... (eits.. yang ini berlebihan... sepertinya tidak sedetail itu...) dan yang paling saya tidak suka adalah wajahnya yang tak merasa bersalah sedikitpun..
hmm.. akhir-akhir ini ketika naek motor rasanya teriakan "Hei!..", "Heh..!!" atau "Kaambing" lebih sering terdengar keluar dari pita suara saya sendiri.. rasa kesal yang muncul secara spontan.. (ya iyalah gmana gak kesel.. udah mah gak pake helm, sradak sruduk, melawan arus ngelewati marka jalan.. oke fine, kalo emang dia jago naek motor, lah yang laen gmana? emang jalanan punya embah nya..?) tuh kan jadi ngomel-ngomel di sini..
pokoknya kalo naek motor saya sering naik pelaminan eh naik pitam maksudnya dan pada saat itu rasanya seperti dikuasai oleh monster yang tiba2 muncul dalam diri saya sendiri.. (kalo tiba-tiba jadi HULK sih boleh juga.. kan bisa jadi anggota the avengers.. #eh), tapi kemudian yang ada malah nyesel.
nyesel udah kalah ama monster. kalah ama diri sendiri.
setiap orang punya monster dalam dirinya dan yang terpenting adalah bagaimana kita mengendalikannya. kita harus belajar pada Sayyidina Ali ra untuk hal ini, beliau yang tidak jadi membunuh ketika sedang berada di medan perang lantaran ia telah diludahi oleh musuh yang sudah tak berdaya. Padahal tinggal tebas sekali sudah terpentallah kepala musuh beliau itu berguling-guling di padang pasir kemudian dimakan burung bangkai. Tapi saat itu belum terjadi, saat beliau diludahi, maka amarahnya lah yang menguasainya, musuhnya bukan lagi seorang kafir dihadapannya tapi 'monster' dalam dirinya. Dan beliau tak membiarkan monster itu menang, memukulnya telak seperti seorang superhero. Tak membiarkan monster itu berkutik sedetik pun.
Dan aku pun sedang belajar untuk mengalahkan monster seperti beliau..
seperti superhero sejati..
tapi sang lelaki masih gak mau minggir, tetep santai di jalurnya yang berlawanan..
"Kambing..! gak liat lampu apa!"
Ups... itu adalah kata yang saya lontarkan pada si lelaki sotoy tadi..
dan sedetik kemudian kami pun saling bertatapan muka.. matanya yang sedikit kemerahan karena iritasi, kumisnya yang tipis, rambutnya yang mirip boyband (gak pake helm), dan bulu hidungnya yaaang... (eits.. yang ini berlebihan... sepertinya tidak sedetail itu...) dan yang paling saya tidak suka adalah wajahnya yang tak merasa bersalah sedikitpun..
hmm.. akhir-akhir ini ketika naek motor rasanya teriakan "Hei!..", "Heh..!!" atau "Kaambing" lebih sering terdengar keluar dari pita suara saya sendiri.. rasa kesal yang muncul secara spontan.. (ya iyalah gmana gak kesel.. udah mah gak pake helm, sradak sruduk, melawan arus ngelewati marka jalan.. oke fine, kalo emang dia jago naek motor, lah yang laen gmana? emang jalanan punya embah nya..?) tuh kan jadi ngomel-ngomel di sini..
pokoknya kalo naek motor saya sering naik pelaminan eh naik pitam maksudnya dan pada saat itu rasanya seperti dikuasai oleh monster yang tiba2 muncul dalam diri saya sendiri.. (kalo tiba-tiba jadi HULK sih boleh juga.. kan bisa jadi anggota the avengers.. #eh), tapi kemudian yang ada malah nyesel.
nyesel udah kalah ama monster. kalah ama diri sendiri.
setiap orang punya monster dalam dirinya dan yang terpenting adalah bagaimana kita mengendalikannya. kita harus belajar pada Sayyidina Ali ra untuk hal ini, beliau yang tidak jadi membunuh ketika sedang berada di medan perang lantaran ia telah diludahi oleh musuh yang sudah tak berdaya. Padahal tinggal tebas sekali sudah terpentallah kepala musuh beliau itu berguling-guling di padang pasir kemudian dimakan burung bangkai. Tapi saat itu belum terjadi, saat beliau diludahi, maka amarahnya lah yang menguasainya, musuhnya bukan lagi seorang kafir dihadapannya tapi 'monster' dalam dirinya. Dan beliau tak membiarkan monster itu menang, memukulnya telak seperti seorang superhero. Tak membiarkan monster itu berkutik sedetik pun.
Dan aku pun sedang belajar untuk mengalahkan monster seperti beliau..
seperti superhero sejati..
Gak Berani!
Pernah mendengar cerita ini...
ada seorang pemuda belajar tentang hakikat kebijaksanaan pada seorang tua.. pak tua menyuruhnya mengambil segenggam garam yang dimasukkan ke dalam cawan berisi air dan menyuruh pemuda itu meminumnya.. rasa airnya menjadi sangat asin bahkan pahit.. kemudian pak tua pun mengajak si pemuda berjalan bersama ke sebuah telaga dan disuruhnya pemuda itu kembali memasukkan segenggam garam ke dalam telaga dan meminumnya.. ternyata air telaga itu tetap tawar.. pak tua pun memberikan penjelasan pada si pemuda bahwa begitulah perumpamaan hati manusia.. jika kau bisa membuat hatimu seluas telaga maka kau akan dengan mudah menawarkan rasa sakit hatimu, rasa kesalmu bahkan amarahmu..
berkali-kali aku mendengar cerita ini.. mengangguk takzim seolah mengerti.. tapi hanya sampai di situ.. hanya seolah mengerti karena sejatinya tidak.. ketika ada seseorang membuatku marah atau kesal aku tetap saja sulit memaafkannya, karena dalam hatiku masih terdapat perasaan 'dendam', 'benci' atau sifat kekanak-kanakan yang lain.
mengapa nasihat yg kita terima itu kadang tak berarti, namun ketika membaca balasan sms dari seorang teman aku mulai mengerti.
"lw belom paham ze, selama lw belum berani menghadapi konsekuensi dari apa yg lw ambil"
aku setuju dengannya 1000%.. terkadang ketika kita dinasehati, kita dengan mudah mengatakan iya, paham, menerimanya, tapi hanya sebatas itu.. nasihat itupun lama-lama terlupa.. butuh sebuah tindakan, sebuah pengalaman empiris untuk akhirnya membuat kita paham dan mengerti maksud dari nasihat-nasihat yg kita terima. kita perlu mengalaminya sendiri dan untuk itu harus ada tindakan yang kita ambil.
nb. dan untuk nasihat yang kuminta padamu teman.. maaf kali ini kau benar.. aku memang belum paham.. aku belum berani mengambil keputusan itu.. ketakutan akan sebuah kehilangan dan konsekuensi yang harus ku ambil..
Dan sungguh aku masih belum berani..!!
ada seorang pemuda belajar tentang hakikat kebijaksanaan pada seorang tua.. pak tua menyuruhnya mengambil segenggam garam yang dimasukkan ke dalam cawan berisi air dan menyuruh pemuda itu meminumnya.. rasa airnya menjadi sangat asin bahkan pahit.. kemudian pak tua pun mengajak si pemuda berjalan bersama ke sebuah telaga dan disuruhnya pemuda itu kembali memasukkan segenggam garam ke dalam telaga dan meminumnya.. ternyata air telaga itu tetap tawar.. pak tua pun memberikan penjelasan pada si pemuda bahwa begitulah perumpamaan hati manusia.. jika kau bisa membuat hatimu seluas telaga maka kau akan dengan mudah menawarkan rasa sakit hatimu, rasa kesalmu bahkan amarahmu..
berkali-kali aku mendengar cerita ini.. mengangguk takzim seolah mengerti.. tapi hanya sampai di situ.. hanya seolah mengerti karena sejatinya tidak.. ketika ada seseorang membuatku marah atau kesal aku tetap saja sulit memaafkannya, karena dalam hatiku masih terdapat perasaan 'dendam', 'benci' atau sifat kekanak-kanakan yang lain.
mengapa nasihat yg kita terima itu kadang tak berarti, namun ketika membaca balasan sms dari seorang teman aku mulai mengerti.
"lw belom paham ze, selama lw belum berani menghadapi konsekuensi dari apa yg lw ambil"
aku setuju dengannya 1000%.. terkadang ketika kita dinasehati, kita dengan mudah mengatakan iya, paham, menerimanya, tapi hanya sebatas itu.. nasihat itupun lama-lama terlupa.. butuh sebuah tindakan, sebuah pengalaman empiris untuk akhirnya membuat kita paham dan mengerti maksud dari nasihat-nasihat yg kita terima. kita perlu mengalaminya sendiri dan untuk itu harus ada tindakan yang kita ambil.
nb. dan untuk nasihat yang kuminta padamu teman.. maaf kali ini kau benar.. aku memang belum paham.. aku belum berani mengambil keputusan itu.. ketakutan akan sebuah kehilangan dan konsekuensi yang harus ku ambil..
Dan sungguh aku masih belum berani..!!
*paradoks
Ini tentang kekecewaan, tentang sakit hati atau tentang
perlakuan buruk yang membuatmu gedek atau dongkol atau kesel atau apalah
namanya.. hal hal yang pengen banget kamu lupain dan saat kamu berusaha
lupain.. yupz semakin kamu berusaha lupain.. saat itu juga makin kepikiran..
ahh.. melupakan itu memang sulit!
ahh.. melupakan itu memang sulit!
Tapi tahukah kamu ada hal hal yang begitu mudah kita
lupakan.. kebaikan kebaikan yang telah orang lain berikan, nikmat-nikmat tuhan yang kita dapatkan.. semua itu.. hal-hal
yang membuat kita bahagia dengan mengingatnya justru mudah terlupa..
Aahha.. ternyata melupakan itu begitu mudah bukan!?
nb: ssst.. ada sebuah rahasia... ternyata wanita itu paling mudah melupakan kebaikan (ini untuk postingan yang lain)
Aug 13, 2012
Maafkan aku jika hanya sekedar Ini yang kutahu tentangmu.. (part I)
Apa yang kau lakukan ketika kau benar-benar
jenuh?. Membaca, mendengarkan musik, atau tidur..? hmm... dan siang itu aku
memutuskan untuk menonton film saja. Bukan di bioskop, tapi di leptop ku
sendiri.. aku ingat ada beberapa film dari temanku yang belum aku tonton, maka
ku buka salah satu folder di leptop yang bertuliskan ‘nomat’. Bukan singkatan
dari nonton hemat tapi nonton nikmat... (karena ini gratisan, jadi bukankah
lebih nikmat menontonnya dibandingkan di bioskop yang harus bayar? he..) Klik!
Kubuka folder nomat dan di dalamnya yang pertama kali terlihat adalah folder
berjudul “Chibi Maruko Chan*”.. hmmm... ya sudahlah kuputuskan menonton ini
saja, apa salahnya menonton film yang menurutku untuk anak-anak, toh kata
temanku filmnya bagus.
Setelah 1 jam 36 menit dan 14 detik berlalu.. waaah..
Ternyata filmnya memang bagus. Banyak nilai-nilai kekeluargaan yang aku dapat. Dalam
film ini ada adegan yang paling kusuka yaitu cerita dimana pada suatu ketika
Maruko terjatuh dari sepeda dan seluruh anggota keluarganya mulai dari ibu,
kakek, nenek dan kakaknya begitu mengkhawatirkan maruko, namun sang ayah justru
bersikap lain, ia bersikap seolah-olah tak peduli dan mengatakan kejadian itu
karena Maruko yang salah dan kurang hati-hati bersepada. Maruko merasa ayahnya
tidak peduli padanya dan pada esok harinya saat Maruko akan bersepeda, di
sepedanya sudah terpasang sebuah kaca spion. Siapa lagi kalo bukan ayahnya yang
memasang untuknya.. (terkadang ayah punya caranya sendiri mengajari kita).
Dua paragraf di atas adalah pembukaannya saja
dan rasanya cukup.. sebenarnya postingan ini ku dedikasikan untuk ayahku, di
sini aku ingin bercerita sedikit tentangnya.. ia biasa ku panggil Apih. Apih
adalah orang yang cukup keras kalo sedang marah, namun ia tak pernah memakai
kekerasan seperti menampar, memukul atau jenis KDRT yang lain. Ayahku akan
membentak dengan keras atau terkadang sangat keras kemudian membanting pintu atau
sekedar menggedornya. Hal paling kasar yang pernah kulihat adalah saat adik
perempuanku pulang larut tanpa izin, tahu apa yang beliau lakukan? mengambil HP
adikku dan menghancurkannya dengan palu. Itu saja. (sereeem juga tapi ya…)
Tapi jujur ayahku sangat jarang marah, Ia
adalah pribadi yang baik pada orang orang disekitarnya. Ibuku pernah bilang
bahwa ayahku justru terlalu baik pada orang lain. Apih adalah orang yang supel
dan mudah bergaul. Aku pernah diajaknya ke pasar beberapa kali dan ini yang
paling aku tak suka. Kenapa? Mungkin butuh waktu 4-6 jam jika pergi bersamanya
ke pasar, bukan karena tawar menawar yang lama, tapi karena hampir tiap
beberapa meter ia berhenti dan mengobrol dengan yang punya toko (dan aku hanya
duduk melamun depan toko.. he.. dicuekin..!), Obrolan mereka bukan seperti
obrolan orang yang baru kenal tapi seperti obrolan kawan lama yang akrab. Dari
ibuku aku tahu bahwa waktu muda ayahku adalah orang yang pandai bergaul, wajar
saja kemudian banyak yang mengenalnya, kenapa di pasar karena Apih muda sering
sekali membantu kakekku untuk berjualan hasil kebun di sana. (Sifatnya yang
terbuka pada siapa saja kadang membuatku bertanya kenapa hal itu berlawanan
denganku yang punya sifat introvert.. hmm.. entahlah..?). Dulu aku sering
sekali diajaknya kepasar, namun sejak SMP kelas 3 rasanya sudah tak pernah lagi...
I Miss that moment..!
(sekarang kan mau lebaran.. udah gak dibeliin baju lagi kaya dulu..)
Bersambuuuuuung.....!!
Jul 30, 2012
Beda Kepala
"karena aku ingin memberi jarak pada kita. agar rindu mengisi tempatnya. agar hati mengerti inginnya."
"......"
"itulah alasan ku tak menghubungimu" ucap willi
Mira hanya berpaling. "kau tak pernah mencintaiku kan wil?"
"aku mencintaimu Mir... namun aku lebih mencintai Tuhan.. aku ingin menempatkan dirimu pada tempat yang tepat di hatiku.. Aku takut cintaku terhadapmu berlebihan.. karenanya aku menghindar sejenak.."
"Bohong..! itu alasanmu saja.. kau tahu bahwa saat kau menghindar itu aku membutuhkanmu..?"
"Aku ingin menjadi seseorang yang memberimu kepercayaan, bukan berarti aku tak perduli. aku hanya yakin bahwa kamu mampu bertanggung jawab atas hidupmu sendiri"
"Kau adalah wanita kuat Mira.." lanjut wil.
Mira pun hanya diam kemudian pergi...
"......"
"itulah alasan ku tak menghubungimu" ucap willi
Mira hanya berpaling. "kau tak pernah mencintaiku kan wil?"
"aku mencintaimu Mir... namun aku lebih mencintai Tuhan.. aku ingin menempatkan dirimu pada tempat yang tepat di hatiku.. Aku takut cintaku terhadapmu berlebihan.. karenanya aku menghindar sejenak.."
"Bohong..! itu alasanmu saja.. kau tahu bahwa saat kau menghindar itu aku membutuhkanmu..?"
"Aku ingin menjadi seseorang yang memberimu kepercayaan, bukan berarti aku tak perduli. aku hanya yakin bahwa kamu mampu bertanggung jawab atas hidupmu sendiri"
"Kau adalah wanita kuat Mira.." lanjut wil.
Mira pun hanya diam kemudian pergi...
Jul 26, 2012
Terlambat
Bagi Mira, hidup kini terlalu
membosankan, tak ada lagi yang ia tunggu seperti hari-hari biasanya. Beberapa kejadian yang belakangan terjadi membuat ia terpaksa harus menata ulang hatinya. Belajar untuk
menerima keadaan.
Merelakan sebuah kepergian memang tak pernah
mudah, Suaminya yang meninggal adalah kehilangan yang pahit namun perpisahaan
dengan seseorang di taman tempo hari adalah kehilangan sesungguhnya.
Sebulan setelah kejadian di taman itu.
Seseorang datang
mengetuk pintu rumahnya, menyerahkan selembar amplop coklat dan sebuah kabar.
Kabar yang membuatnya mengerti apa yang namanya ‘terlambat’
* **
Senja itu, Mira duduk sendirian di taman
sambil memandangi langit yang berwarna jingga. Sesekali ia menikmati pantulan cahaya
matahari yang berkilauan di riakriak air kolam di tengah taman. Riak riak air
yang menyerupai sisik-sisik naga
yang berkelebat berwarna keemasan. “Indah” ucapnya pelan.
Di salah satu bangku kayu panjang,
bersisian dengan remaja yang sedang bermesraan, Mira duduk menghadap ke jalan.
Hanya duduk. Mengamati kendaraan atau orang-orang yang melintas. Menunggu senja
rebah di hamparan kota.
“Hai...”
Seorang Pria tiba-tiba berdiri
dihadapannya sambil tersenyum. Senyum yang sudah bertahun-tahun tak pernah
dilihatnya. Senyum yang hampir tak mungkin bisa ia lupakan, terlalu istimewa
dan mungkin hanya bisa lupa jika memang ia hilang ingatan.
“Itu kamu?”
Mira tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Segala rasa berpendaran dalam
hatinya. Senang, sendu, haru, pilu, kesemuanya membuat Mira tak mampu beranjak
sedikitpun dari tempat ia duduk.
Begitupula Willi, Dadanya bergemuruh hebat
melihat Mira dihadapannya. Ada perasaaan terpendam bertahun-tahun yang
tiba-tiba menyeruak. Ingin ia memeluk wanita itu dan merasakan bahwa ini
benar-benar kenyataan.
Sesaat mereka berdua hanya terdiam, hingga
Mira berhasil mengendalikan emosinya dan menggeser duduknya untuk memberi
tempat pada willie.
“Gimana?”
Tanya Mira tak jelas arahnya.
“Kaget
ya, Gimana apanya?” tanya Willie yang telah duduk di sebelah Mira.
“Iya
kaget, Gimana caranya kamu tahu aku di sini?”
“Dari
seorang teman, Lama yah kita gak ketemu.”
“Dua puluh tahun, bukan waktu yang sebentar”
Jawab Mira pasti.
“Dan
kamu masih saja terlihat manis seperti dulu.”
Mira hanya tersenyum kecil. Masih
’semanis dulu’. Bukankah itu lucu? Kalaupun masih tampak cantik atau manis itu
pasti tinggal sisanya saja. Kecantikan yang telah memudar karena usia. Tapi
kalimat itu tak urung membuat Mira merasa tersanjung karenanya.
“Terakhir
ku dengar kamu tinggal di Singapura. Kapan kamu datang?” tanya Mira yang
kini mulai berani menatap mata Willie.
“Belum
seminggu, tiga hari yang lalu tepatnya”
“Sengaja
datang mencariku ya?” Mira tersenyum
manja, sisa masa mudanya dulu.
Willi hanya tertawa kecil lalu sesaat kemudian
tiba-tiba tawanya hilang. “Aku mendengar
kabar suamimu meninggal, aku turut berduka.” ucapnya pelan. “sama seperti
dahulu, aku datang menemuimu hanya untuk
memastikan kau akan baik-baik saja,” lanjut willie.
Mira tak mengucapkan sepatah katapun. Bibirnya
bergetar dan matanya menerawang ke kejauhan. Sedetik kemudian mata itu
berembun. Perih tiba-tiba terasa menjalari seluruh hatinya. Luka lama itu
ternyata tak pernah mampu disembuhkannya. Semula ia menduga luka itu telah
pulih saat ia memilih untuk menikah. Tetapi sore ini, ketika Willie tiba-tiba
muncul di hadapannya ia sadar di sudut hatinya tersimpan goresan luka yang bisa
terkoyak kapan saja.
“Lalu,
kemana saja kau pergi selama ini, saat aku menunggumu tanpa kabar dan kini kau datang begitu saja seolah semua
baik-baik saja!” Mira mengucapkan itu tanpa melihat
willi bahkan dari nada suaranya ia tak dapat menyembunyikan kemarahannya.
“Kamu
tahu Mira, Saat itu aku lelah sama perasaanku sendiri”
“…….”
“Tapi
jika kamu tahu, aku gak pernah nyerah sama perasaanku ini, aku hanya
merelakanmu bahagia”
“Huh..
apa bedanya merelakan sama menyerah? Keduanya sama saja bagiku.”
“Saat
itu aku sadar, seberapa besarpun aku mencintaimu tak akan pernah mampu membuat
kamu bahagia.”
“Dasar
sok tahu, darimana kamu menyimpulkan aku gak pernah bahagia sama kamu?. Dasar Bodoh!”
“…….”
“Huh..
Dulu kamu tak pernah mengatakannya Mira, tak pernah..!, lalu darimana kutahu waktu
itu kamu bahagia sama aku.”
“Aku
selalu menunggu kamu wil, aku mencintai kamu”
Mira dan Willi hanya duduk terdiam, seolah
waktu berhenti dan dunia mulai berputar berlawanan arah. Fikiran mereka terbang
menerawang jauh menembus bertahun-tahun waktu yang telah terlewat. Dan mendarat
tepat di masa mereka adalah sepasang sahabat.
Di taman itu, waktu berjalan dengan
angkuhnya seakan tak ada yang bias menghentikan lajunya sang mentari senja pun
harus tenggelam menyisakan semburat merah di ufuk barat.
Suara Willi akhirnya memecahkan dinding
dinding kesunyian yang tercipta diantara mereka berdua.
“Perasaanku
padamu gak pernah berkurang sedikitpun Mir, dan walaupun sekarang aku tahu kamu
punya perasaan yang sama sama aku, semua sudah terlambat”
“Maafkan
aku, Maaf jika aku baru mengatakannya saat ini , aku juga tahu sekarang sudah
terlambat. mungkin disisimu sekarang sudah seorang wanita cantik yang mampu
membuatmu bahagia.” Suara Mira bergetar sambil mengukir senyum yang dipaksakan.
“Bukan
itu alasannya, sampai saat ini aku tak pernah menikah Mir, jika harus menikah
aku hanya akan menikah dengan wanita yang aku cintai. Dan aku harap itu kamu.
Ah sudahlah..!! kita sudah terlalu tua untuk membicarakan cinta. Semua sudah
terlambat.”
“……”
“……”
“Lalu…?”
Mira bertanya menunggu kejelasan apa yang diucapkan Willi
“Aku
harus pergi.. kamu baik-baik ya, jaga dirimu” Tanpa menjawab pertanyaan Mira,
Willi pergi begitu saja.
Sore itu sejuta pertanyaan menghampiri
Mira. Sebuah pertemuan yang ia tunggu sejak dulu, Sebuah momen untuk
mengungkapkan perasaan pada seseorang yang ia cintai berakhir begitu saja. Ia
kini kembali ditinggalkan.
***
Amplop
coklat itu berisi selembar surat yang kini telah ia pegang. Tangannya masih
gemetar menahan semua gemuruh perasaannya saat ini. Mira duduk di sebuah meja
yang dekat dengan jendela. Sinar mentari bersinar cerah pagi itu memperlihatkan
pipinya yang mulai basah oleh air mata.
Ia
masih bergetar memegang surat itu. Sebuah surat yang datang bersama kabar
meninggalnya Willi karena kanker darah. Inilah rasa kehilangan sesungguhnya
yang membuat hatinya remuk seketika.
Perlahan
ia pun membaca surat terakhir dari willi.
“Dear Mira…
Jika kamu membaca surat
ini artinya aku sedang memulai perjalanan panjangku. Kamu tahu gak? Banyak hal
yang telah aku lalui sepanjang hidupku, tapi hal terindah yang tak pernah bisa
kulupakan adalah saat bersamamu dulu. Kamu yang manja, yang sukanya diperhatiin.
Kamu yang suka cerita panjang lebar tentang apapun. Kamu yang suka teriak
melengking sampe 7 oktaf .. haha mungkin Mariah carey aja kalah dengan
lengkingan suara kamu. Semua itu dan masih banyak hal lainnya adalah hal-hal
yang paling mewarnai hidupku selama ini.
Terima kasih. Terima
kasih untuk bersedia aku cintai. Dan kini aku pun berterima kasih karena kau
juga mencintaiku.
Tetapi Maaf aku tak
bisa bersamamu seberapa besarpun aku ingin. Tuhan punya rencana lain untuk ku,
untuk mu, untuk kita. Dan kita tak pernah bisa menilai semua ini lebih baik
atau buruk dari kacamata seorang manusia. Tuhan tau yang terbaik.
Kamu baik-baik ya,
jalani
hidupmu dengan baik. Temukan seorang pria yang dapat membahagiakanmu.
Jangan
lagi menungguku karena aku tak akan pernah kembali.
Dari
Aku yang tak pernah berhenti menyayangi kamu apa adanya
_Willi
Gak mau jadi bangkong..!!
Tak ada
tanggal kadaluarsa untuk sebuah buku. Dari
semua barang bekas yang ada di rumah, aku menganggap buku, majalah dan
sejenisnya adalah benda yang paling berharga. Meskipun buku-buku itu kutaruh di
gudang, namun sesekali aku menyambanginya untuk sekedar membaca dan
mengingat-ingatnya kembali. Memang yang ada di sana hanya buku-buku pelajaran
sekolah dan majalah yang dulu sempat ku baca seperti bobo, aku anak saleh,
tabloid bola, juga beberapa buku serial goosebumps favoriteku dulu. Tapi entah
mengapa aku sangat berat jika harus menjualnya ke tukang loak. Aku sempat
berfikir untuk menyumbangkannya saja suatu hari nanti atau mungkin bisa kujadikan
koleksi klasik jika aku sudah punya toko buku nanti.
Namun kemarin
pagi bencana itu datang. Saat kusambangi gudang di langit-langit rumah. Aku
merasa ada yang lain, gudang itu bersih sekali. Sebuah firasat buruk langsung
terlintas di kepalaku. Kucari ke gudang terbuka di belakang rumah yang berisi
besi-besi dan peralatan tua, namun buku-buku bekas itu juga tak ada disana.
Lalu dimana?
Akhirnya
jawabannya kutemukan setelah aku bertanya pada ayahku. Dan ternyata ayahku
telah menjualnya ke tukang loak beberapa hari yang lalu, karena dia bilang
barang-barang bekas itu tak berguna. Huft.. Entahlah.. tiba-tiba ada yang
bergetar dihatiku, aku tak pernah merasakan perasaan kehilangan seperti ini
sebelumnya. Berlebihan mungkin, Tapi itulah yang kurasakan. Akupun pergi tanpa
berkata apapun.
Kesal. Marah.
Entahlah apa namanya. Aku sadar betul jika di keluargaku tak ada satupun
anggota keluarga yang menghargai pentingnya sebuah buku. Di rumahku, tak akan
kau temukan buku yang berjajar rapi di samping TV atau bahkan buku yang
memenuhi lemari seperti di beberapa rumah lainnya. Bukan karena tak ada tempat
atau tak punya lemari, karena memang bukunya pun tak ada.
Rasanya di
sini buku adalah barang tak berguna. Ketika aku membeli 1-2 buku novel. Mereka
bertanya “Untuk apa?”. Aku pernah membeli buku sangat tebal tentang tuntunan
shalat 4 mazhab. Lalu apa kata ibuku.. “untuk apa buku-buku kaya gini? Kita itu
Islam Ahlusunnah wal jamaah, klo mau
blajar agama belajar aja tuh ama ajengan” aku hanya diam kemudian pergi menyimpan
buku itu ke lemari belajarku. Terkadang aku mengunci kamarku demi menjaga
beberapa buku yang terkadang hilang atau bahkan dicurigai macam-macam. Aku
ingin tahu banyak hal dan aku tak mau jika harus dibatasi.
Maka tekadku
satu sekarang. Aku ingin balas dendam. Menjadikan rumahku nanti sebagai sebuah
taman bacaan. Yang bisa memuaskan keingintahuan orang-orang yang ada di
dalamnya. Agar orang-orangnya tidak menjadi bangkong yang terkurung dalam batok
kelapa.
sumber gambar dari sini
Jul 3, 2012
Bersenandung
wahai gadis bermata sendu
mengapa kau merenung
tertunduk di sudut dunia
apa yang kau sesali
tak tahukah dirimu
hidup takkan menunggu
buka sedikit hati
agar kau tahu kau tidak sendiri
lupakah kau cara tersenyum?
apa sayapmu patah?
jika begitu tak mengapa
izinkan ku memapah
berhentilah memaki
semua yang telah dicuri
buka sedikit hati
agar kau tahu kau tidak sendiri.
Bagaikan lagunaku saat kau menangis
luapkanlah hingga tak berbekas
biarkan ku pungut duri yang tersisa
dan kupeluk hingga kau tersenyum
penyanyi : Fiersa besari
mengapa kau merenung
tertunduk di sudut dunia
apa yang kau sesali
tak tahukah dirimu
hidup takkan menunggu
buka sedikit hati
agar kau tahu kau tidak sendiri
lupakah kau cara tersenyum?
apa sayapmu patah?
jika begitu tak mengapa
izinkan ku memapah
berhentilah memaki
semua yang telah dicuri
buka sedikit hati
agar kau tahu kau tidak sendiri.
Bagaikan lagunaku saat kau menangis
luapkanlah hingga tak berbekas
biarkan ku pungut duri yang tersisa
dan kupeluk hingga kau tersenyum
penyanyi : Fiersa besari
Jun 16, 2012
I Will Always Love You
“Aku akan terus mencintaimu..”
Ciee... Gombal ya?, gak percaya??
Jika membaca judul di atas mungkin kamu akan teringat dengan sebuah
lagu, kemudian terngiang-giang lengkingan suaranya whitney houston. Salah satu
lagu evergreen ini entah mengapa
selalu membuat saya merasakan ada perasaan dan sensasi tertentu saat
menikmatinya.. tapi postingan kali ini saya tidak akan bercerita tentang lagu
ini atau kematian whitney beberapa bulan lalu, tetapi kali ini saya ingin
bercerita tentang cinta.. Cieee [lagi].
Jadi teringat dengan kata-kata om SuperMan (yang kalo selesai ngomong
selalu bilang super), katanya “Cinta itu
menumbuhkan, membesarkan, meninggikan dan menguatkan”. serupa dengan ajaran
bijak Almarhum Buya Hamka, sang ulama fenomenal penulis Tafsir Al Azhar. “Bahwa cinta memberimu energi, alih-alih
melemahkanmu”
Kemudian pertanyaannya adalah...
Anak-anak muda sekarang saat jatuh cinta justru ia menjadi tak
produktif, bawaannya sendu kemudian jadi ‘galau’,
pikiran melayang kemana-mana, tubuh terasa loyo, sehingga produktivitas malah
menurun drastis. (bukan curcol..!) lalu mengapa om SuperMan dan alm. Hamka
mengatakan kalau cinta itu memberi energi begitu besar bagi kita? Mampu
menguatkan kita? Seharusnya kalau punya energi segitu besar, maka bukannya
loyo, justru kita bisa meningkatkan produktivitas berkali-kali lebih besar dari
sebelumnya.
Lalu mengapa ada sepasang suami istri yang saling mencintai, kemudian
pada titik tertentu justru merasa kehilangan cinta dan memilih untuk bercerai?
Padahal semestinya cinta memberi keduanya energi besar untuk mempertahankan
rumah tangga, dengan berbagai romantika yang telah dibangun, apapun yang
terjadi?
Menurut Teddy Prasetya seorang pakar NLP/Hypnosis bahwa “cinta adalah
sebuah kondisi yang bisa dikendalikan. Sebuah kondisi yang tidak terjadi begitu
saja, melainkan kita diberi kemampuan untuk mengontrolnya. Maka apakah kita
mencintai atau tidak mencintai bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
Ia adalah sebuah state of mind yang
sejatinya kita ciptakan sendiri, dan karenanya bisa kita bangkitkan kembali
saat ia mulai meredup”.
Menarik..!!
tapi saya tak 100% setuju, cinta memang sebuah pikiran perasaan yang
bisa kita kendalikan, tapi saya rasa kemunculannya tak kita ciptakan sendiri,
ada campur tangan dari Sang Pemilik Cinta.
Oke.. oke.. kembali ke topik yang menarik tadi, bahwa cinta itu bisa
kita kendalikan.. hampir serupa juga kata seorang Novelis Tere Liye “cinta itu
hanya segumpal perasaan dalam hati, sama halnya dengan gumpal perasaan senang,
gembira, sedih, sama dengan kau suka makan gulai kepala ikan, suka mesin.
Bedanya, kita selama ini terbiasa mengistimewakan gumpal perasaan yang disebut
cinta. Kita beri dia porsi lebih penting, kita besarkan, terus menggumpal
membesar. Coba saja kau cuekin, kau lupakan, maka gumpal cinta itu juga akan
cepat layu seperti kau bosan makan gulai kepala ikan.”
Jadi wajarlah dengan anak-anak muda yang galau-galauan atau fenomena
cerai walau sudah mengalami romantika yang lama. keduanya memilih untuk seperti
itu, mengendalikan cintanya masing-masing. yang satu dilebih-lebihkan dan yang
satu dilupakan.
Masalahnya.. memilih untuk menjaga energi dari perasaan cinta itu tetap
menyala secara wajar adalah perlu usaha yang luar biasa.. Harus ada sumber
energi yang lebih besar dari perasaan cinta itu sendiri yaitu ketaatan pada
Sang Pemilik Cinta. “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepada-Ku.” Maka cinta yang dihalalkan lewat pernikahan adalah
perwujudan ketundukan manusia untuk beribadah kepada-Nya.
Jika cinta bersumber dari ketaatan pada-Nya bukan tidak mungkin energi
cinta akan mampu kita kendalikan menjadi sumber energi yang produktif dan akan
tetap bertahan hingga Sang Pemilik Cinta yang mencabutnya sendiri..
Jadi jika cinta itu datang, sebaiknya kau percaya jika kukatakan
padamu.. Nikah yuk..
Cause..
I Will Always Love You..
*kemudian nyanyi...*
*NB:
dengan postingan ini artinya gagal Hiatus.. postingan buat calon istri
[entah siapa].. ^^
tumben nulis postingan panjang kayak gini.. apa karena lagi jatuh cinta..
Mungkin.
Jun 11, 2012
Hiatus
setelah lama tidak ngeblog akhirnya bikin postingan juga... dan postingan pertama di bulan juni inipun hanya ingin sekedar meneriakkan... HIATUS...!! kemudian... terserahlah mau peduli atau tidak... anggap saja si pemalas ini sedang sangat malas-malasnya...
dan entahlah kapan lagi saya kembali membuat postingan di blog ini..
dan entahlah kapan lagi saya kembali membuat postingan di blog ini..
May 29, 2012
Fiksi Mini -Lady Gaga-
Malam.. 3 juni 2012..
Alunan suara lady gaga membahana ditelinga tito dan kawan-kawannya.. mereka larut dalam lantunan suara dan nyanyian si 'mother monster'.. seperti terhipnotis oleh gaya unik dan aura dari si fenomenal lady gaga mereka gak berhenti nyanyi.. beberapa isu yang santer terdengar tentang pencekalan dan aksi anarkis pada konser lady gaga tak mereka hiraukan..
"emang siapa yang mau anarkis ama lady gaga.. omong kosong doank tuh.. media aja yang terlalu gembar gembor.." dengan sedikit teriak Tito berbicara pada temannya.
"Iye.. media dan kalangan anti-FPI aja tuh yang parno..." teman tito menimpali sambil masih asik mendengar lady gaga bernyanyi.
"Asiiik nih.. Poker Face sekarang..!! Gw suka banget nih lagu.." Tito berteriak sambil mengajak teman-temannya nyanyi bareng..
Tapi.. tiba-tiba..
Brugh..!!
Brugh..!!
"Apa tuh...!!" mereka pun kemudian terdiam sesaat.
Pintu pun terbuka...
"Titooo...!! Kecilin volume suaranya.. kasian tuh adekmu lagi belajar di kamar sebelah..!!"
May 22, 2012
Aku belajar darimu
Darimu aku belajar
Mendengar semisal debar dan muasal getar
Melihat sederhananya isyarat dan rumitnya
gelagat
Memaknai asa yang terasa tak biasa
Darimu aku belajar..
Lalu..
Maukah kau juga belajar dariku??
May 16, 2012
for question..
Suatu waktu kau pernah bertanya..
"Perasaan yang terpendam juga bisa disebut doa, bukan?"
aku mengamininya sambil menerka-nerka.
pada palung yang mana perasaan itu kau pendam?,
berharap nanti ada seseorang yang menggalinya.
hingga doa menjadi kenyataan.
kau tahu?
aku adalah seseorang.
"Perasaan yang terpendam juga bisa disebut doa, bukan?"
aku mengamininya sambil menerka-nerka.
pada palung yang mana perasaan itu kau pendam?,
berharap nanti ada seseorang yang menggalinya.
hingga doa menjadi kenyataan.
kau tahu?
aku adalah seseorang.
May 6, 2012
Secangkir Kopi
Kau yang sedang marah.
Sebentar saja mendekatlah padaku.
Sebentar saja mendekatlah padaku.
Ada yang ingin aku berikan untukmu.
Bukan sebuah puisi.
Karena aku tahu.. Puisiku tak seromantis bikinan Sapardi
Apr 28, 2012
Pulang
Tak kau datangi aku dengan untaian kata-kata murah.
Padahal, barangkali ada jiwa yang mentah yang kau
sembunyikan.
Maka akupun tak hiraukan.
Akan kudatangi kau dengan isyarat.
Yang tak dapat terlihat oleh mata,
Namun menjadi cahaya
bagi jiwa yang fana.
Agar ia menemukan jalannya pulang.
padaku.
padaku.
Apr 25, 2012
Sayonara Sewindu
Di akhir windu, aku sengaja menemui kenangan.
Bukan untuk berpesta merayakan waktu yang
beranjak dewasa.
Tapi untuk sekedar mengucapkan selamat
tinggal.
Padanya yang kini aku panggil masa silam.
Biarlah waktu – waktu yang datang,
kemudian terlupa bahwa ia pernah ada.
Apr 13, 2012
fikiranku pergi ke masa lalu sesukanya
Apa itu masa lalu?
Adalah hal-hal yang hanya bisa kita kenang lewat fikiran.
Menurutku, Mesin waktu yang ada saat ini adalah hanya untuk pergi melihat masa lalu.Dan satu-satunya mesin waktu yang ada bernama kenangan.
terkadang mesin waktu (kenangan) mu dapat dengan mudah kau nyalakan , seperti menekan tombol on off kemudian ia menyala, namun terkadang mesin waktu itu menyala tiba-tiba. membuat fikiranmu pergi sesukanya tanpa kau kehendaki.
pernahkah ketika kau mendengar sebuah lagu dan seketika ada seseorang yang dulu begitu berharga di hidupmu tiba-tiba melintas di fikiranmu seolah nyata.
selalu ada hal-hal yang bisa membuat mesin waktumu menyala tiba-tiba. dan fikiranmu pergi membawakan masa lalu di hadapanmu. tak peduli masa lalu itu ingin kau lupakan atau sesuatu yang ingin kau ingat.
selalu ada hal-hal yang bisa membuat mesin waktumu menyala tiba-tiba. dan fikiranmu pergi membawakan masa lalu di hadapanmu. tak peduli masa lalu itu ingin kau lupakan atau sesuatu yang ingin kau ingat.
maka tak perlulah kau berusaha menyesali masa lalu.
Dengan begitu, saat fikiranmu pergi ke masa lalumu yang suram, tak akan ada rasa sakit di hatimu.
Tulisan ini dibuat setelah dengan sekonyong-konyongnya fikiranku pergi ke masa lalu yang tak ingin lagi kuingat, hanya karena melihat seseorang yang entah siapa itu.
Apr 11, 2012
3019 mdpl
8-9 April 2012
3019 mdpl
Tidur beratapkan langit dan bulan purnama.
Malam itu di puncak pangrango, hanya ada kami 7 orang manusia yang kelelahan, malaikat pencatat dan Tuhan yang selalu mengawasi. Berada jauh dari hiruk pikuk kota yang hanya bisa kami lihat dari kerlipan-kerlipan cahaya di kejauhan, rasanya begitu menenangkan. Melihat kelangit luas yang terbentang tanpa tiang, dan kali ini (hampir) tanpa awan. Berhiaskan bulan penuh seperti buah cerry kekuningan. lalu rasanya aku tak pernah bisa berharap lebh indah dari ini. kenangan yang tak mungkin terulang karena yang berharga dari sebuah kenangan adala ia hanya terjadi sekali dan tak akan pernah ada yang sama.
Thanks for another great memories with u,
with all of my best friends.
3019 mdpl
Tidur beratapkan langit dan bulan purnama.
Malam itu di puncak pangrango, hanya ada kami 7 orang manusia yang kelelahan, malaikat pencatat dan Tuhan yang selalu mengawasi. Berada jauh dari hiruk pikuk kota yang hanya bisa kami lihat dari kerlipan-kerlipan cahaya di kejauhan, rasanya begitu menenangkan. Melihat kelangit luas yang terbentang tanpa tiang, dan kali ini (hampir) tanpa awan. Berhiaskan bulan penuh seperti buah cerry kekuningan. lalu rasanya aku tak pernah bisa berharap lebh indah dari ini. kenangan yang tak mungkin terulang karena yang berharga dari sebuah kenangan adala ia hanya terjadi sekali dan tak akan pernah ada yang sama.
Thanks for another great memories with u,
with all of my best friends.
Mar 28, 2012
Sajak kangen dari Rendra yang kutuliskan lagi untukmu
Kau tak akan mengerti kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna cinta telah sembunyikan pisaunya
membayangkan wajahmu adalah siksa
kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan
engkau telah menjadi racun bagi darahku
apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api
Karya: WS. Rendra
Fate
Tak ada yang kebetulan di dunia ini
Karena setiap pertemuan adalah takdir
Dan setiap kejadian
tercipta untuk sebuah alasan
Ada hal hal yang mampu kita pahami
Namun tak sedikit yang jadi misteri
Sebabnya
Tak sedikitpun aku menyesal mengenalmu
Meski mungkin
Pertemuan kita terjadi bukanlah untuk cinta
Namun
semua itu telah mengajarkan aku
cara untuk tersenyum
cara untuk bahagia
yang dahulu sempat kulupa
*) Percayalah pada Alloh SWT, atas semua aturan yang dibuat-Nya.
Dia tahu yang terbaik untuk ciptaan-Nya
sumber gambar dari sini
sumber gambar dari sini
Mar 24, 2012
Yang sengaja dilupakan karena belum saatnya
Sebuah buku bersampul coklat itu tertinggal di bangku taman. Dengan rasa penasaran kubuka satu-satu lembarannya. Kosong. Namun buku itu terlihat kusam, pada tepian lembarannya yang putih
terdapat warna kecoklat-coklatan seolah telah dibuka berkali kali. Lalu, lembar demi lembar buku itu kubuka hingga pada lembaran terakhir.
Pada lembar yang terakhir, sebuah sketsa wajah seorang laki-laki tergambar di sana. Aku tak tahu siapa. Jika kuamati, wajah lelaki sketsa itu biasa saja, namun ada yang istimewa padanya, entah apa. Sketsa itu terasa begitu nyata bagiku. kemudian ada sebuah kalimat tertulis dibawah sketsa itu.
Kuamati lembaran terakhir itu hingga kemudian pada pojok bawah kulihat kalimat lain dengan tulisan yang lebih kecil.
Pada lembar yang terakhir, sebuah sketsa wajah seorang laki-laki tergambar di sana. Aku tak tahu siapa. Jika kuamati, wajah lelaki sketsa itu biasa saja, namun ada yang istimewa padanya, entah apa. Sketsa itu terasa begitu nyata bagiku. kemudian ada sebuah kalimat tertulis dibawah sketsa itu.
"I am not in love, i'm just like the idea of falling in love with him"
Hatiku merasakan sesuatu.
Seolah merasakan perasaan ragu-ragu dari sang pemilik buku ini. Apakah ia benar-benar "jatuh cinta", ataukah ia hanya berfikir jika ia jatuh cinta?. Sebuah keragu-raguan pada perasaannya sendiri.
Seolah merasakan perasaan ragu-ragu dari sang pemilik buku ini. Apakah ia benar-benar "jatuh cinta", ataukah ia hanya berfikir jika ia jatuh cinta?. Sebuah keragu-raguan pada perasaannya sendiri.
Kuamati lembaran terakhir itu hingga kemudian pada pojok bawah kulihat kalimat lain dengan tulisan yang lebih kecil.
"I Don't know what LOVE is,
maybe not this time,
maybe not this time,
when love can't possibly lead to marriage"
Mungkinkah..
Dalam fikiranku aku menerka-nerka..
mungkin pemilik buku ini adalah orang yang jatuh cinta namun mesti merelakan perasaannya sendiri.
Menyerah kalah, karena cinta yang datang bukan pada waktunya.
Aku juga percaya.. Cinta haruslah dibuktikan dalam sebuah pernikahan,
jika tidak.
Lebih baik tak usah!!.
kubur perasaan itu dalam-dalam hingga nanti saatnya tiba.
Cinta itu benar-benar akan tumbuh dengan sendirinya.
Mekar dalam sebuah taman yang indah, bernama pernikahan.
Mungkinkah..
Dalam fikiranku aku menerka-nerka..
mungkin pemilik buku ini adalah orang yang jatuh cinta namun mesti merelakan perasaannya sendiri.
Menyerah kalah, karena cinta yang datang bukan pada waktunya.
Aku juga percaya.. Cinta haruslah dibuktikan dalam sebuah pernikahan,
jika tidak.
Lebih baik tak usah!!.
kubur perasaan itu dalam-dalam hingga nanti saatnya tiba.
Cinta itu benar-benar akan tumbuh dengan sendirinya.
Mekar dalam sebuah taman yang indah, bernama pernikahan.
sumber gambar dari sini
Mar 18, 2012
Jika suatu hari
Ada yang berkata:
"jika berharap pada manusia maka harus siap untuk kecewa.. sama seperti cinta..
jika kita jatuh cinta maka harus siap untuk terluka.."
dan sampai saat ini aku tak pernah mau, bahkan untuk sekedar siap..
Entahlah..
Jika kemudian hatiku sendiri telah mampu merelakan dirinya terluka.
*Sumber gambar dari sini
"jika berharap pada manusia maka harus siap untuk kecewa.. sama seperti cinta..
jika kita jatuh cinta maka harus siap untuk terluka.."
dan sampai saat ini aku tak pernah mau, bahkan untuk sekedar siap..
Entahlah..
Jika kemudian hatiku sendiri telah mampu merelakan dirinya terluka.
*Sumber gambar dari sini
Mar 8, 2012
Surat
Suatu hari aku berkunjung pada ruang hatiku sendiri. Hati yang lama tak pernah
lagi kusapa. Isinya penuh sesak dengan surat-surat yang tak pernah sampai,
entah untuk siapa. Nama-nama yang tertulis disana terlihat buram seperti
coretan pensil yang tak sempurna dihapus. Kubaca surat itu satu-satu. Terkadang
kutemukan puisi tentang cinta, kesedihan atau tentang mentari di ujung senja,
juga kisah-kisah yang tak pernah selesai. Kubawa beberapa surat itu untuk
kukirimkan, entah kukirim untuk siapa. Atau mungkin saja aku tuliskan namamu
disana?
Subscribe to:
Posts (Atom)