Apa yang kau lakukan ketika kau benar-benar
jenuh?. Membaca, mendengarkan musik, atau tidur..? hmm... dan siang itu aku
memutuskan untuk menonton film saja. Bukan di bioskop, tapi di leptop ku
sendiri.. aku ingat ada beberapa film dari temanku yang belum aku tonton, maka
ku buka salah satu folder di leptop yang bertuliskan ‘nomat’. Bukan singkatan
dari nonton hemat tapi nonton nikmat... (karena ini gratisan, jadi bukankah
lebih nikmat menontonnya dibandingkan di bioskop yang harus bayar? he..) Klik!
Kubuka folder nomat dan di dalamnya yang pertama kali terlihat adalah folder
berjudul “Chibi Maruko Chan*”.. hmmm... ya sudahlah kuputuskan menonton ini
saja, apa salahnya menonton film yang menurutku untuk anak-anak, toh kata
temanku filmnya bagus.
Setelah 1 jam 36 menit dan 14 detik berlalu.. waaah..
Ternyata filmnya memang bagus. Banyak nilai-nilai kekeluargaan yang aku dapat. Dalam
film ini ada adegan yang paling kusuka yaitu cerita dimana pada suatu ketika
Maruko terjatuh dari sepeda dan seluruh anggota keluarganya mulai dari ibu,
kakek, nenek dan kakaknya begitu mengkhawatirkan maruko, namun sang ayah justru
bersikap lain, ia bersikap seolah-olah tak peduli dan mengatakan kejadian itu
karena Maruko yang salah dan kurang hati-hati bersepada. Maruko merasa ayahnya
tidak peduli padanya dan pada esok harinya saat Maruko akan bersepeda, di
sepedanya sudah terpasang sebuah kaca spion. Siapa lagi kalo bukan ayahnya yang
memasang untuknya.. (terkadang ayah punya caranya sendiri mengajari kita).
Dua paragraf di atas adalah pembukaannya saja
dan rasanya cukup.. sebenarnya postingan ini ku dedikasikan untuk ayahku, di
sini aku ingin bercerita sedikit tentangnya.. ia biasa ku panggil Apih. Apih
adalah orang yang cukup keras kalo sedang marah, namun ia tak pernah memakai
kekerasan seperti menampar, memukul atau jenis KDRT yang lain. Ayahku akan
membentak dengan keras atau terkadang sangat keras kemudian membanting pintu atau
sekedar menggedornya. Hal paling kasar yang pernah kulihat adalah saat adik
perempuanku pulang larut tanpa izin, tahu apa yang beliau lakukan? mengambil HP
adikku dan menghancurkannya dengan palu. Itu saja. (sereeem juga tapi ya…)
Tapi jujur ayahku sangat jarang marah, Ia
adalah pribadi yang baik pada orang orang disekitarnya. Ibuku pernah bilang
bahwa ayahku justru terlalu baik pada orang lain. Apih adalah orang yang supel
dan mudah bergaul. Aku pernah diajaknya ke pasar beberapa kali dan ini yang
paling aku tak suka. Kenapa? Mungkin butuh waktu 4-6 jam jika pergi bersamanya
ke pasar, bukan karena tawar menawar yang lama, tapi karena hampir tiap
beberapa meter ia berhenti dan mengobrol dengan yang punya toko (dan aku hanya
duduk melamun depan toko.. he.. dicuekin..!), Obrolan mereka bukan seperti
obrolan orang yang baru kenal tapi seperti obrolan kawan lama yang akrab. Dari
ibuku aku tahu bahwa waktu muda ayahku adalah orang yang pandai bergaul, wajar
saja kemudian banyak yang mengenalnya, kenapa di pasar karena Apih muda sering
sekali membantu kakekku untuk berjualan hasil kebun di sana. (Sifatnya yang
terbuka pada siapa saja kadang membuatku bertanya kenapa hal itu berlawanan
denganku yang punya sifat introvert.. hmm.. entahlah..?). Dulu aku sering
sekali diajaknya kepasar, namun sejak SMP kelas 3 rasanya sudah tak pernah lagi...
I Miss that moment..!
(sekarang kan mau lebaran.. udah gak dibeliin baju lagi kaya dulu..)
Bersambuuuuuung.....!!
like this..
ReplyDelete=D