Aug 30, 2012

Lagunya dulu

Sekarang lagi ramai ramainya pada ngomongin film perahu kertas yang di angkat dari novelnya mba Dee..
ahh kepengen banget nonton tapi ga seru kalo sendiri.. mau ngajak temen pun ada yang mudik ada yang sibuk kerja juga.. ya sudahlah.. masih belum kesampaian..
sebenernya pengen nonton film ini karena udah kesemsem banget ama novelnya itu.. daripada manyun mulu ga kesampaian nonton filmnya mending liat dan denger soundtrackna dulu.. dan tentu saja soundtracknya pun yang garap tetep dewi lestari.. dan saya selalu suka lirik lagu-lagunya..
check this one out...!! sambil ikutan nyanyi juga boleh...
kata temen saya sih markinyi.. mari kita nyanyi..

 

Perahu kertasku kan melaju
Membawa surat cinta bagimu
Kata-kata yang sedikit gila
Tapi ini adanya

Perahu kertas mengingatkanku
Betapa ajaib hidup ini
Mencari-cari tambatan hati
Kau sahabatku sendiri

Hidupkan lagi mimpi-mimpi
(cinta-cinta) cita-cita
Yang lama ku pendam sendiri
Berdua ku bisa percaya

Reff:
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada diantara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

Tiada lagi yang mampu berdiri halangi rasaku
Cintaku padamu…

Aug 25, 2012

Monster VS Super Hero

Tiinnn... tiiinn... bunyi klakson panjang... lampu motor udah ambil kanan siap belok..
tapi sang lelaki masih gak mau minggir, tetep santai di jalurnya yang berlawanan..
"Kambing..! gak liat lampu apa!"

Ups... itu adalah kata yang saya lontarkan pada si lelaki sotoy tadi..
dan sedetik kemudian kami pun saling bertatapan muka..  matanya yang sedikit kemerahan karena iritasi, kumisnya yang tipis, rambutnya yang mirip boyband (gak pake helm), dan bulu hidungnya yaaang... (eits.. yang ini berlebihan... sepertinya tidak sedetail itu...) dan yang paling saya tidak suka adalah wajahnya yang tak merasa bersalah sedikitpun..

hmm..  akhir-akhir ini ketika naek motor rasanya teriakan "Hei!..", "Heh..!!" atau "Kaambing" lebih sering terdengar keluar dari pita suara saya sendiri.. rasa kesal yang muncul secara spontan.. (ya iyalah gmana gak kesel.. udah mah gak pake helm, sradak sruduk, melawan arus ngelewati marka jalan.. oke fine, kalo emang dia jago naek motor, lah yang laen gmana? emang jalanan punya embah nya..?) tuh kan jadi ngomel-ngomel di sini..

pokoknya kalo naek motor saya sering naik pelaminan eh naik pitam maksudnya dan pada saat itu rasanya seperti dikuasai oleh monster yang tiba2 muncul dalam diri saya sendiri.. (kalo tiba-tiba jadi HULK sih boleh juga.. kan bisa jadi anggota the avengers.. #eh), tapi kemudian yang ada malah nyesel.
nyesel udah kalah ama monster. kalah ama diri sendiri.

setiap orang punya monster dalam dirinya dan yang terpenting adalah bagaimana kita mengendalikannya. kita harus belajar pada Sayyidina Ali ra untuk hal ini, beliau yang tidak jadi membunuh ketika sedang berada di medan perang lantaran ia telah diludahi oleh musuh yang sudah tak berdaya. Padahal tinggal tebas sekali sudah terpentallah kepala musuh beliau itu berguling-guling di padang pasir kemudian dimakan burung bangkai. Tapi saat itu belum terjadi, saat beliau diludahi, maka amarahnya lah yang menguasainya, musuhnya bukan lagi seorang kafir dihadapannya tapi 'monster' dalam dirinya. Dan beliau tak membiarkan monster itu menang, memukulnya telak seperti seorang superhero. Tak membiarkan monster itu berkutik sedetik pun.

Dan aku pun sedang belajar untuk mengalahkan monster seperti beliau..
seperti superhero sejati..

Gak Berani!

Pernah mendengar cerita ini...
ada seorang pemuda belajar tentang hakikat kebijaksanaan pada seorang tua.. pak tua menyuruhnya mengambil segenggam garam yang dimasukkan ke dalam cawan berisi air dan menyuruh pemuda itu meminumnya.. rasa airnya menjadi sangat asin bahkan pahit.. kemudian pak tua pun mengajak si pemuda berjalan bersama ke sebuah telaga dan disuruhnya pemuda itu kembali memasukkan segenggam garam ke dalam telaga dan meminumnya.. ternyata air telaga itu tetap tawar.. pak tua pun memberikan penjelasan pada si pemuda bahwa begitulah perumpamaan hati manusia.. jika kau bisa membuat hatimu seluas telaga maka kau akan dengan mudah menawarkan rasa sakit hatimu, rasa kesalmu bahkan amarahmu..

berkali-kali aku mendengar cerita ini.. mengangguk takzim seolah mengerti.. tapi hanya sampai di situ.. hanya seolah mengerti karena sejatinya tidak.. ketika ada seseorang membuatku marah atau kesal aku tetap saja sulit memaafkannya, karena dalam hatiku masih terdapat perasaan 'dendam', 'benci' atau sifat kekanak-kanakan yang lain.

mengapa nasihat yg kita terima itu kadang tak berarti, namun ketika membaca balasan sms dari seorang teman aku mulai mengerti.

"lw belom paham ze, selama lw belum berani menghadapi konsekuensi dari apa yg lw ambil"

aku setuju dengannya 1000%.. terkadang ketika kita dinasehati, kita dengan mudah mengatakan iya, paham, menerimanya, tapi hanya sebatas itu.. nasihat itupun lama-lama terlupa.. butuh sebuah tindakan, sebuah pengalaman empiris untuk akhirnya membuat kita paham dan mengerti maksud dari nasihat-nasihat yg kita terima. kita perlu mengalaminya sendiri dan untuk itu harus ada tindakan yang kita ambil.

nb. dan untuk nasihat yang kuminta padamu teman.. maaf kali ini kau benar.. aku memang belum paham.. aku belum berani mengambil keputusan itu.. ketakutan akan sebuah kehilangan dan konsekuensi yang harus ku ambil..


Dan sungguh aku masih belum berani..!!

*paradoks


Ini tentang kekecewaan, tentang sakit hati atau tentang perlakuan buruk yang membuatmu gedek atau dongkol atau kesel atau apalah namanya.. hal hal yang pengen banget kamu lupain dan saat kamu berusaha lupain.. yupz semakin kamu berusaha lupain.. saat itu juga makin kepikiran..

 ahh.. melupakan itu memang sulit! 

Tapi tahukah kamu ada hal hal yang begitu mudah kita lupakan.. kebaikan kebaikan yang telah orang lain berikan, nikmat-nikmat  tuhan yang kita dapatkan.. semua itu.. hal-hal yang membuat kita bahagia dengan mengingatnya justru mudah terlupa..

Aahha.. ternyata melupakan itu begitu mudah bukan!?


nb: ssst.. ada sebuah rahasia... ternyata wanita itu paling mudah melupakan kebaikan (ini untuk postingan yang lain)

Aug 13, 2012

Maafkan aku jika hanya sekedar Ini yang kutahu tentangmu.. (part I)


Apa yang kau lakukan ketika kau benar-benar jenuh?. Membaca, mendengarkan musik, atau tidur..? hmm... dan siang itu aku memutuskan untuk menonton film saja. Bukan di bioskop, tapi di leptop ku sendiri.. aku ingat ada beberapa film dari temanku yang belum aku tonton, maka ku buka salah satu folder di leptop yang bertuliskan ‘nomat’. Bukan singkatan dari nonton hemat tapi nonton nikmat... (karena ini gratisan, jadi bukankah lebih nikmat menontonnya dibandingkan di bioskop yang harus bayar? he..) Klik! Kubuka folder nomat dan di dalamnya yang pertama kali terlihat adalah folder berjudul “Chibi Maruko Chan*”.. hmmm... ya sudahlah kuputuskan menonton ini saja, apa salahnya menonton film yang menurutku untuk anak-anak, toh kata temanku filmnya bagus.

Setelah 1 jam 36 menit dan 14 detik berlalu.. waaah.. Ternyata filmnya memang bagus. Banyak nilai-nilai kekeluargaan yang aku dapat. Dalam film ini ada adegan yang paling kusuka yaitu cerita dimana pada suatu ketika Maruko terjatuh dari sepeda dan seluruh anggota keluarganya mulai dari ibu, kakek, nenek dan kakaknya begitu mengkhawatirkan maruko, namun sang ayah justru bersikap lain, ia bersikap seolah-olah tak peduli dan mengatakan kejadian itu karena Maruko yang salah dan kurang hati-hati bersepada. Maruko merasa ayahnya tidak peduli padanya dan pada esok harinya saat Maruko akan bersepeda, di sepedanya sudah terpasang sebuah kaca spion. Siapa lagi kalo bukan ayahnya yang memasang untuknya.. (terkadang ayah punya caranya sendiri mengajari kita).

Dua paragraf di atas adalah pembukaannya saja dan rasanya cukup.. sebenarnya postingan ini ku dedikasikan untuk ayahku, di sini aku ingin bercerita sedikit tentangnya.. ia biasa ku panggil Apih. Apih adalah orang yang cukup keras kalo sedang marah, namun ia tak pernah memakai kekerasan seperti menampar, memukul atau jenis KDRT yang lain. Ayahku akan membentak dengan keras atau terkadang sangat keras kemudian membanting pintu atau sekedar menggedornya. Hal paling kasar yang pernah kulihat adalah saat adik perempuanku pulang larut tanpa izin, tahu apa yang beliau lakukan? mengambil HP adikku dan menghancurkannya dengan palu. Itu saja. (sereeem juga tapi ya…)

Tapi jujur ayahku sangat jarang marah, Ia adalah pribadi yang baik pada orang orang disekitarnya. Ibuku pernah bilang bahwa ayahku justru terlalu baik pada orang lain. Apih adalah orang yang supel dan mudah bergaul. Aku pernah diajaknya ke pasar beberapa kali dan ini yang paling aku tak suka. Kenapa? Mungkin butuh waktu 4-6 jam jika pergi bersamanya ke pasar, bukan karena tawar menawar yang lama, tapi karena hampir tiap beberapa meter ia berhenti dan mengobrol dengan yang punya toko (dan aku hanya duduk melamun depan toko.. he.. dicuekin..!), Obrolan mereka bukan seperti obrolan orang yang baru kenal tapi seperti obrolan kawan lama yang akrab. Dari ibuku aku tahu bahwa waktu muda ayahku adalah orang yang pandai bergaul, wajar saja kemudian banyak yang mengenalnya, kenapa di pasar karena Apih muda sering sekali membantu kakekku untuk berjualan hasil kebun di sana. (Sifatnya yang terbuka pada siapa saja kadang membuatku bertanya kenapa hal itu berlawanan denganku yang punya sifat introvert.. hmm.. entahlah..?). Dulu aku sering sekali diajaknya kepasar, namun sejak SMP kelas 3 rasanya sudah tak pernah lagi... 

I Miss that moment..!
(sekarang kan mau lebaran.. udah gak dibeliin baju lagi kaya dulu..)

Bersambuuuuuung.....!!