Akhirnya
kesampean juga nonton perahu kertas.. disini saya tidak akan menilai dan
mereview film itu seperti apa.. karena dari awalpun saya tidak punya ekspektasi
apa-apa pada film ini.. takut kecewa.. soalnya saya sangat suka dengan versi
novelnya.. dan benar saja.. satu part dari novel itu yang paling saya ingat.. “Bulan,
Perjalanan, Kita” hilang begitu saja dalam film.. mungkin lebih dikerdilkan
kali ya adegannya.. adegan di keretanya sih ada.. tapi berbeda.. dan yang ini
bikin agak kecewa.. (padahal katanya gak punya ekspektasi apa-apa ama filmnya)
haha.. tetap saja.. agak kecewa..
Menonton
film atau membaca novel memang sering mengajarkan kita pada sesuatu yang kadang
kita lupa.. seperti seseorang yang sedang mengingatkan kita kembali pada
hal-hal penting di dunia ini.. dan malam ini saya diingatkan kembali tentang mimpi,
tentang harapan, tentang realitas, tentang takdir Tuhan yang terangkai dari
serentetan kebetulan yang terencana, tentang hidup yang berputar, tentang persahabatan,
tentang cinta.
Membuat sedikit
merenung kembali..
Malam ini
saya senang sekali.. bukan karena akhirnya kesampaian nonton film ini.. tapi
karena saya menonton bersama sahabat-sahabat terbaik.. meskipun gak lengkap
semua sih..
jika kugy,
keenan, eko dan noni punya pura-pura ninja.. saya punya “keluarga tanpa nama”..
kita tak
tahu kemana perahu kehidupan kita akan berlayar.. mungkin nanti sampai pada
samudera yang berbeda, tapi semoga kita akan selalu ingat untuk kembali pulang.. Ingat! ada satu dermaga yang harus kita kunjungi pada 2020 nanti dan semoga Tuhan memerintahkan anginnya agar perahu
kita bisa berkumpul kembali di sana.. lalu kita akan saling berbagi cerita tentang tempat tempat
indah yang telah kita arungi.. tentang pelajaran yang telah kita tempuh.. ah.. Love you All..
Source dari sini
No comments:
Post a Comment