Suatu hari aku berkunjung pada ruang hatiku sendiri. Hati yang lama tak pernah
lagi kusapa. Isinya penuh sesak dengan surat-surat yang tak pernah sampai,
entah untuk siapa. Nama-nama yang tertulis disana terlihat buram seperti
coretan pensil yang tak sempurna dihapus. Kubaca surat itu satu-satu. Terkadang
kutemukan puisi tentang cinta, kesedihan atau tentang mentari di ujung senja,
juga kisah-kisah yang tak pernah selesai. Kubawa beberapa surat itu untuk
kukirimkan, entah kukirim untuk siapa. Atau mungkin saja aku tuliskan namamu
disana?
No comments:
Post a Comment