Kabut pagi mulai beranjak pergi, terbawa semilir angin yang membelai
pucuk-pucuk bunga jambu, yang kemerahan seakan menggoda para lebah madu. Dan
aku disini sambil gelisah menunggu, dirimu.
Lima menit lagi acaranya akan dimulai, tamu undangan sudah berdatangan
dan mulai memenuhi kursi-kursi di pekarangan rumah. Tapi kau belum datang juga.
Aku semakin cemas dan gelisah. “ahh.. mungkinkah?”.
Akhirnya acara dimulai hingga tibalah aku duduk di depan penghulu.
Seorang lelaki di sampingku terbata-bata mengucap ikrar pernikahan. Air mataku
tak henti mengalir. Hatiku masih gelisah menunggu dirimu. Akankah kau hadir dan
berteriak membatalkan pernikahanku dengannya. Dan kita akan berlari bersama
demi cinta kita.
“Andai ini sebuah film, mungkin semua itu akan terjadi, dan kau
seharusnya ada di sini.”
No comments:
Post a Comment