***
Malam itu, 14 februari. Sudah
kubulatkan tekad untuk menyatakan cintaku padamu. Sekuntum mawar merah dan deru
ombak adalah dua hal romantis yang akan membuat malam ini istimewa. Semuanya
sudah kusiapkan dan aku yakin tak hanya aku dan kamu jiwa-jiwa yang dimabuk
cinta malam itu. Karena malam itu adalah malam yang sempurna berterakan sejuta
kerlip bintang.
Tetapi, Semua berubah tak lagi
seperti yang aku harapkan. Mawar yang kuberikan padamu menjadi tak berarti.
Kamu hanya menangis sambil berlari. Kejutan sepesial yang sudah kupersiapkan
untukmu bahkan belum ku berikan. Aku bingung, apa yang salah dengan ungkapan
cintaku?.
Dan malam itu menjadi malam
terakhir aku melihatmu. hari-hari berlalu tanpa ada satupun kabar darimu,
hingga sore tadi.
Surat yang ada ditanganku saat
ini, aku tahu ini darimu. Aku juga tau kamu menyesal dan akan meminta maaf
padaku. Entah itu salahmu atau bukan, sudah sifat dirimu yang akan tersenyum
lebih dulu dan meminta maaf padaku. Inilah yang aku tunggu, permintaan maaf
darimu dan semoga kamu mau kembali padaku.
***
Kepada...
Mas Slamet
Kang Mas.. Terus terang aku
minta maaf atas kejadian malam itu, saat malam 14 februari di bawah semilir
pohon nyiur. Aku menggaplok pipimu, bukan karena aku benci tapi karena cintaku
tulus padamu. Kita tidak boleh berbuat seperti orang yang sudah menikah, Dosa
mas.. Untuk sementara kita tidak usah ketemu, aku disuruh bapa pulang ke
kampung bantu-bantu bu lik yang mau lahiran. Sementara itu kang mas kerja saja
yang rajin. Jabatan mandor di kebun sawit itu jangan disia-siakan. Kalau memang
jodoh, kita pasti akan menikah. Setelah menikah, diriku bulat-bulat milik kang
mas, diuntel-untel juga ndak apa-apa.
Sekian dulu mas.
Jaga kesehatanmu dan
banyak-banyak inget gusti Alloh.
Laki-laki yang baik akan
mendapatkan wanita yang baik pula.
Dari Wanita pendamba pria
sholeh
Sri
No comments:
Post a Comment