Sep 18, 2011

[Roman]tis


Romantis adalah ketika kekasihmu memberikanmu bunga yang indah, menemanimu sepanjang hari dan ia membacakan untukmu sebuah buku hingga kau terlelap dipangkuannya.
Hari ini dia begitu romantis. Bunga pemberiannya kali ini sungguh indah. Tak hanya ada mawar merah favoritku, ada melati, anggrek, lili, mawar putih, dan berbagai macam krisan. Kuhirup wanginya dalam-dalam, begitu menenangkan. Kedamaian hatiku mungkin bukan hanya karena bunga-bunga pemberiannya ini. Tapi kehadirannya disisiku, menemaniku seharian adalah obat penenang jiwa paling ampuh.

Sedari tadi ia hanya duduk bercerita. Menceritakan kembali indahnya kisah kasih kami berdua. Aku masih ingat betul semua kisah yang diceritakan olehnya. Bagaimana kisah pertemuan kami di toko buku, saat tak sengaja buku yang kami ingin beli ternyata sama "perahu kertas" nya Dee. Lalu, Bagaimana kisah lamarannya padaku yang hanya seminggu sejak kami berkenalan dan ajaibnya aku langsung mengangguk menerima cintanya. Hingga bagaimana satu bulan yang lalu akhirnya kami menyempurnakan separuh agama kami, menikah. Saat-saat paling bahagia dalam hidupku.

Aku menatap wajah suamiku lekat-lekat. Wajah yang penuh ketegaran. Sesaat tadi ia berhenti bercerita. Namun kali ini ia mengambil sebuah buku berwarna hijau dari tasnya. Aku bersorak, Ini adalah kegemaran kami berdua, saat dimana kami akan membaca buku bersama. Walaupun terkadang saat aku malas dialah yang akan membacakannya untukku. Dan saat ini aku sedang malas-malasnya.

Suamiku membuka buku tepat pada bagian yang telah ia tandai, part 36^. suaranya begitu berat kali ini, sambil sesekali ia menyeka matanya. Aku terus mendengarkannya hingga ia selesai membaca. Hening sesaat, kemudian kembali aku melihat wajahnya. Matanya berkaca-kaca hingga kemudian air matanya tumpah. Ia meminta maaf padaku berkali-kali. Ia merasa semua ini salahnya. Tapi tidak bagiku, ini semua takdir. Aku tak perlu memaafkannya. Dan memang jika ada yang harus dipersalahkan, yang salah adalah supir truk mabuk yang menabrak mobil kami.

Hari sudah semakin larut, aku membujuknya untuk pulang. Entahlah, apakah dia mendengar bujukanku. Setelah agak lama terdiam akhirnya dia beranjak. Sebelum dia pergi dia membisikan sesuatu padaku. "aku mencintaimu, dan aku akan kembali besok agar kau tak sendirian". Aku mengangguk dan aku katakan padanya tak usah khawatir, karena disini aku tak sendirian, ada ayahku di sebelahku dan ibuku hanya berada tiga makam dari makamku ini.

^Footnote: Part 36 = Surah Yasin

No comments:

Post a Comment